December - 28 - 2009
Moh. Samsul Arifin
Perempuan itu Zakiah Nurmala namanya. Berparas manis, kulit langsat, rambut panjang terurai serta senyum menawan. Ia bagai tuak bagi remaja Arai—simpai keramat sepupu tokoh utama tetralogi Laskar Pelangi. Simpai keramat adalah istilah orang Melayu untuk seseorang sebatang kara yang telah ditinggal orangtua dan kakek-neneknya. Arai, tak pelak lagi orang terakhir dari suatu klan. Tapi, pria ini bukan jenis orang pesimis.
Di dalam pikiran dan jiwanya tertanam kuat nasihat ayahnya, “Bermimpilah. Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”. Inilah yang ditularkan Arai pada Ikal, juga Jimbron—tiga sekawan yang mengisi Sang Pemimpi besutan Riri Riza yang kini diputar di bioskop-bioskop di sekujur Nusantara. Arai juga meneriakkan kepada Ikal. “Tanpa mimpi dan semangat orang seperti kita akan mati.”
Arai dan Zakiah adalah kontras—wakil dari keluarga papa dan keluarga berada. Bukan Arai kalau tak berikhtiar menjemput mimpinya. Di setiap kesempatan, ia selalu menggunakan segala cara untuk menggoda si pujaan hati. Misinya bisa dekat dengan Zakiah yang selalu “dijaga” karib perempuannya di SMA Negeri Manggar, Belitung, Sumatra Selatan sana. Demi Zakiah Arai belajar cara memikat perempuan dari Bang Zaitun, pemimpin Orkes Melayu di sana. Dari Zaitun, Arai belajar gitar dan mendendangkan lagu-lagu pemikat hati, Fatwa Pujangga.
Di film Riri Riza, Arai yang diperankan dengan sangat baik oleh Rendy Ahmad, begitu percaya diri. Ia mantap melewati halaman rumah Nurmala (dimainkan oleh Maudy Ayunda). Sasarannya jendela kamar “cintanya” itu. Dibawanya gitar dan kostum Melayu. Dari bibirnya, keluarlah bait-bait syair ini.
T’lah kuterima suratmu nan lalu//Penuh sanjungan kata merayu// Syair dan pantun tersusun indah/sayang…//Bagaikan madah fatwa pujangga//
Kan kusimpan suratmu nan itu//Bak pusaka yang amat bermutu// Walau kita tak lagi bersua/ sayang// Cukup sudah cintamu setia//
Tapi sayang sayang sayang/ Seribu kali sayang// Ke manakah risalahku/ Nak kualamatkan//
Terimalah jawabanku ini// Hanyalah doa restu Ilahi// Moga lah Bang/Dik kau tak putus asa/sayang //Pasti kelak kita kan bersua//
Nurmala mengintip dari celah jendela. Ia tertawan oleh busur panah asmara Arai. Pria jantan ini menang malam itu. Dalam Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, lagu yang dibawakan oleh Arai sesungguhnya adalah When I Fall in Love yang dibawakan Nat King Kole. Salah satu lirik yang disuka Arai: When I give my heart//It will be completely…Keputusan sutradara mengganti When I Fall in Love dengan Fatwa Pujangga, sungguh tepat—bak kopi pekat menggambarkan suasana Belitung.
Di versi aslinya, Andrea menukilkan. Lolongan Arai saat mendendangkan When I Fall in Love seperti jeritan kumbang. Setelah mengintip dari jendela, Nurmala berbalik. Kemudian dari dalam rumahnya samar-samar terdengar orchestra. Puluhan biola dan cello mengalunkan sebuah intro dengan halus dan harmonis, lalu masuklah vocal Nat King Cole yang megah dan menggetarkan. When I fall in love// It will be forever// In the restless day like this is/ love is ended before it’s begun…
Suara Arai tetap melolong. Dan itu dilawan oleh Nurmala dengan menaikkan volume gramophone-nya. “Ini adalah pembunuhan karakter paling sadis yang pernah kusaksikan,” ujar Ikal (Sang Pemimpi, hal. 204). Rencana Arai gagal total. Dawai-dawai gitar berhenti bergetar dan wanita di dalam rumah Victoria itu tak sedikit pun dapat didekatinya. Sekuen inilah yang paling romantik dari Sang Pemimpi.
Secara umum sekuel film Sang Pemimpi tak lebih berhasil dari Laskar Pelangi. Sebagian kecil saja potongan-potongan cerita asli yang diubah Riri Riza—seperti “pentas” Arai membawakan lagunya di depan jendela kamar Nurmala di atas. Selebihnya Riri mempertahankan apa yang ditulis Andrea.
Pekerjaan mengadaptasi karya tulis seperti novel, cerpen, roman dan seterusnya ke dalam layar memang bukanlah pekerjaan mudah. Sang pembuat film, sekurangnya akan berada dalam dua ekstrem. Pertama, mempertahankan secara utuh setiap hal yang digambarkan dalam karya tulis itu. Dan kedua, mengubah secara substantif bagian-bagian dalam karya asli dan menyusun cerita baru yang lebih mungkin diterjemahkan dalam bahasa gambar. Dan saya kira, Riri Riza mengombinasikan dua ekstrem tadi dengan plus minusnya.
Bagi penonton yang sudah membaca Sang Pemimpi karya Andrea, tentu saja mudah menyantap film produksi Miles dan Mizan Production ini. Paling tidak sudah acuan bagaimana potongan-potongan cerita Ikal, Arai dan Jimbron. Namun, bagi penonton yang tak membaca karya Andrea, mungkin bakal sedikit berkerut untuk mencernanya. Apalagi Riri Riza membuat alur cerita yang maju-mundur. Penonton bisa kehilangan jejak dengan cerita yang disuguhkan.
Selain Arai, penonton mungkin bisa mengarahkan mata pada sosok Julian Ichsan Balia, guru kesusastraan bagi Arai dkk. Padanya bisa disunting sejumlah teladan. Pertama, dari kekurangan dan keterbatasan infrastruktur sekolah, Guru Balia bisa membuat suasana kelas menyenangkan bagi murid-muridnya.
Kedua, ia menimba semangat dari kedalaman hati dan menggelorakannya kepada muridnya. Dan ketiga, ia tak hanya menjadi guru yang “menyuapi” murid, melainkan membeli hati muridnya dengan pujian dan semangat yang membesarkan generasi muda. Dalam film ini, Nugie sedikit banyak mampu menyelami sosok Guru Belia. Nugie berhasil “membuang” sebentar sosoknya yang bergemuruh seperti saat mendendangkan lagu-lagunya, menjadi seorang guru bersahaja dan disukai murid-muridnya.
Sayang, Ariel Peterpan tak sanggup meneruskan cara main Rendy Ahmad yang sukses memerankan Arai remaja yang yang macho, berkarakter dan lugas. Ariel tampak masih demam panggung dan kaku…Di atas segalanya, Sang Pemimpi kali ini memompa penontonnya untuk berani mengejar mimpi. Meski itu harus dilakoni dengan memeras keringat dan bersijingkat otot
Rendy Ahmad Bantah Terlibat Cinlok
Senin, 11 Januari 2010 10:22
Rendy Ahmad
Foto: Deni
BERI KOMENTAR
CETAK BERITA INI
KIRIM KE TEMAN
KOMENTAR FANS RENDY AHMAD
DISKUSIKAN DI MILIS
Apa Sih Yang Terjadi Pada '2012'?
Kapanlagi.com - Kendati telah menjadi salah satu pemain utama dalam SANG PEMIMPI, namun Rendy Ahmad tetap mengimpikan terjun ke dunia musik. Bahkan dalam memerankan tokoh Arai, Rendy sempat pura-pura belajar gitar untuk menarik hati gadis pujaan Zakiah Nurmala yang dimainkan Maudy Nurmala. Dengan usahanya yang gigih pada akhirnya cinta Arai diterima Zakiah.
Namun menurut Rendy kisah cintanya berbeda dengan kenyataan. "Bedanya di film cinta saya diterima tapi kenyataannya ditolak," kata bintang baru ini saat ditemui di Citywalk Sudirman, Minggu (10/1).
Saat ditanya apa ada kemungkinan terlibat cinlok, Rendy membantahnya. "Nggak. Karena masih kecil," pungkasnya. (kpl/dis/erl)
Sekuel Film Sang Pemimpi Akan Hadir di Bioskop
Bersiaplah untuk menyaksikan sekuel Film Laskar pelangi, Sang Pemimpi yang rencananya akan hadir di bioskop pada tanggal 17 Desember 2009. Hal ini dikatakan langsung oleh produser Film Sang pemimpi, Mira Lesmana yang mengaku telah membeli hak cipta novel tetralogi karya Andrea Hirata tersebut. Dengan begitu banyak pecinta Film Laskar pelangi akan kembali menyaksikan bintang film kesayangan mereka pada Film Sang Pemimpi yang masih mengambil tema mengenai kehidupan para bocah kecil didalam setiap himpitan yang dialaminya. Film sang pemimpi sendiri sudah mulai serius digarap pembuatannya dan Riri Riza yang masih dipercaya sebagai Sutradara mulai serius melakukan casting untuk mencari pemeran dalam tokoh baru yang dihadirkan dalam film Sang pemimpi. Ada 3 tokoh baru yang rencananya akan menambah kekuatan cerita dari Sang Pemimpi sehingga dapat menghadirkan suasana dan jalan cerita yang lebih fresh untuk para pecinta Film Indonesia. Hal ini dilakukan agar Film Sang Pemimpi bisa mengulangi kesuksesan Lakar pelangi yang berhasil menggondol beberapa piala dalam Indonesia Movie award beberapa waktu lalu.
Syuting Film Sang Pemimpi rencananya akan dilakukan di Belitung dan Bogor. Menurut beberapa Risensi Novel Sang Pemimpi, Film ini akan menceritakan kisah perjalanan Ikal dengan dua sahabat remajanya, Arai dan Jimbron. Beberapa aktor dalam Film Laskar pelangi akan kembali hadir seperti Mathias Mutchus, Lukman Sardi, Rieke Dyah Pitaloka, dan Zulfani. Untuk itu Riri Riza dan Mira Lesmana akan benar-benar melakukan observasi terhadap isi cerita dari Novel Sang Pemimpi agar Film yang digarapnya tersebut tidak terlalu jauh keluar dari Novel asli dan Andre Hirata selaku penulis Novel tidak kecewa dengan visualisasi yang dihadirkan lewat Film Sang pemimpi.
Group Band Ungu yang juga ikut ambil bagian dalam soundtrack film ini, yang juga melibatkan penyanyi kawakan Ariel Peterpan tampil membawakan lagu karya Andrea Hirata berjudul Cinta Gila. Bahkan Andrea ikut bernyanyi bersama Pasha di panggung.
Selain Ungu dan Gigi, Ipang juga tak mau kalah dengan membawakan lagu Apatis yang diciptakan Inggrid Widjanarko. Dilanjutkan penyanyi pendatang baru Bonita ikut unjuk gigi dengan mendendangkan lagu Komidi Putar.
Bahkan pemain di film ini seperti Rendy Ahmad, Maudy dan Claudia Sinaga juga ikut tampil membawakan lagu Mengejar Mimpi karya Nugie.
^Film Sang Pemimpi, sang Inspirasi^^
Published in December 16th, 2009
Posted by fandi in Hiburan
“Arai, si pemimpi kelas kakap. Aku kehilangan dia, sudah tiga tahun.” Kekecewaan Haikal (Lukman Sardi) tak terbendung. Kepergian Arai yang tiba-tiba membuatnya seperti mayat hidup di Bogor. Dua sahabat ini adalah alumnus Universitas Indonesia. Haikal menjadi tukang sortir surat di kantor pos. Mereka bermimpi meraih beasiswa ke Paris. Tapi mendadak Arai lenyap entah ke mana.
Cerita dua sahabat ini merupakan sekuel film
Laskar Pelangi
:
Sang Pemimpi
. Ini bukan lagi cerita tentang anak-anak SD Muhammadiyah, melainkan persahabatan dua anak SMU di Belitong, yang kemudian sama-sama lulus dari Universitas Indonesia. Film ini akan tayang perdana dalam pembukaan “Jakarta International Film Festival” pada awal Desember 2009.
Sebagian besar isi film bercerita tentang masa keduanya saat SMA. Arai (Sandy Pranatha) sesungguhnya adalah sepupu jauh Haikal. Arai, yang menjadi yatim piatu, kemudian diasuh seperti anak sendiri oleh ayah Haikal (Mathias Muchus).
Arailah si sang pemimpi. Setelah membentangkan peta dunia di kamar kos mereka yang sempit, ia mulai bermimpi berkeliling dunia hingga bermuara ke Paris. “Kita ke Paris
boy
, kita lihat salju, kita akan menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne! Apa pun yang terjadi,” ujar Arai berapi-api. Haikal terbuai dan ikut memelihara mimpi itu sampai kini.
Dalam film garapan keduanya, sutradara Riri Riza mengajak penonton menikmati cerita dari kilas balik. Pada mukadimah, Riri menyuguhkan kondisi Haikal dewasa yang terjebak dalam rutinitasnya di kantor pos. Tak lama kemudian, alur pun mundur perlahan.
Kisah-kisah haru dirajut, namun tak cengeng. Bahkan bertambah lucu oleh kehadiran Jimbron (Azwir Fitrianto), teman SMA mereka berdua, yang bicaranya gagap. Remaja tambun ini gagap sejak kecil setelah menyaksikan kematian Ayahnya. Jimbron sangat menyukai kuda. Impiannya, ingin menunggangi kuda.
Penulis novel
Sang Pemimpi
, Andrea Hirata, memang menjadikan Arai sebagai “nyawa” dalam cerita kali ini. Bukan hanya menjadi sang pemimpi, Arai juga bisa mewujudkan mimpi Jimbron menaiki kuda seharian keliling desa. Tak ketinggalan pula, masa puber dilewati mereka dengan menonton film esek-esek Indonesia di bioskop, hingga tepergok kepala sekolah, dan tak lupa mengejar wanita pujaan. Bahkan Arai rela ikut kursus gitar pada penyanyi orkes Melayu bergaya
dandy
bernama Zaitun untuk menaklukkan hati Zakia Nurmala.
Andrea lagi-lagi puas atas hasil karya rumah produksi Miles ini. “Saya juga baru
nonton
, dan ini lebih dahsyat dari
Laskar Pelangi
,” katanya. Ia paling terkesima oleh adegan saat Haikal mengejar ayahnya setelah pembagian rapor. Haikal berlari puluhan kilometer menyusul laju sepeda sang ayah, untuk memeluknya erat. “Ia memang ayah nomor satu di dunia,” Haikal membatin. Menurut Andrea, beberapa adaptasi tadi justru kian menguatkan cerita. “Saya tak masalah dengan penguraian, karena pesannya tentang hubungan ayah dan anak, pendidikan, dan persahabatan jadi kuat,” katanya.
“Bagian tadi tidak ada dalam novel,” ujar Riri menimpali. Juga saat perpisahan Arai dan Zakia. Ketika Arai melambaikan tangan pada gadisnya, yang menunggu di tepi laut, ia berteriak, “Zakia, tunggu Abang.” Kemasan sederhana yang menyayat hati. Apalagi ditambah taburan keindahan alam Belitung yang tak luput dari bidik kamera.
Wajah-wajah baru kali ini bertaburan, seperti Sandy (Arai kecil), Ahmad Syaifullah (Arai remaja), dan Vikri Setiawan (Haikal remaja). Untuk Haikal kecil tetap diperankan oleh Zulfani. Tokoh baru lainnya adalah penyanyi Nugie, yang didaulat produser Mira Lesmana memerankan seorang guru sastra bernama Julian Balian, dan Nazril Ilham alias Ariel ‘Peterpan’, kebagian lakon menjadi Arai dewasa. Dan Landung Simatupang sebagai Pak Mustar, kepala sekolah
killer
yang selalu menyebut Haikal, Arai, dan Jimbron berandal.
Akting Nugie sebagai guru sastra yang gemar meniupkan semangat meraih mimpi terbilang mulus. Meski peran Balian tidak dihadapkan pada sebuah konflik yang kental, debut Nugie mulus. Berbeda dengan Ariel, yang masih terlihat kaku di depan kamera. Walau wajah dan fisiknya sangat mendukung menjadi Arai dewasa, jelas pentolan Peterpan itu harus lebih banyak belajar.
ini adalah resensi filmnya :
Judul:
Sang Pemimpi
Genre: Drama
Sutradara: Riri Riza
Produksi: Miles Production
Pemain: Zulfani, Sandy Pranatha, Ahmad Syaifullah, Vikri Setiawan, Lukman Sardi, Nazril Ilham, Nugie, Mathias Muchus, Rieke Dyah Pitaloka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar