Kamis, 18 Maret 2010

Rendy Ahmad, nama itu mungkin masih asing di telinga kita, tapi apabila Anda menonton film terbaru karya Riri Riza berjudul Sang Pemimpi mungkin anda akan mengenali sosok remaja dari Belitung yang berperan sebagai Arai. Wajah yang polos dan serta penampilan apa adanya, itulah sosok Rendy.

Lolos casting di Sang Pemimpi merupakan berkah bagi dirinya. Karena Rendy mengaku tidak gampang bisa terlibat di film yang dinanti banyak orang ini. Saya bisa ikut di film ini lewat proses casting yang panjang, karena hampir seluruh siswa SMA di empat Kecamatan di Belitung di datangi oleh Miles, ujarnya dengan logat Belitung yang kental.

Rendy yang bercita-cita menjadi seorang penyanyi ini menuturkan bahwa bermain di Sang Pemimpi merupakan anugrah terbesar dalam hidupnya. Aku seneng banget terlibat disini, karena baru pertama kali bermain film sudah bisa bergabung dengan orang-orang hebat seperti Mbak Mira, Mas Riri dan semua pemain-pemain lainnya, tambahnya lagi.

Untuk harapan dalam hidupnya sendiri Rendy bermimpi bisa seperti dirinya dewasa di film ini, yaitu menjadi seperti Ariel Peterpan yang sukses sebagai penyanyi. Karena selain bersekolah dirinya di Belitung juga tergabung dalam sebuah band bersama teman-teman sekolahnya. Rendi juga tidak akan menolak apabila ada tawaran lagi untuk bemain film, asalkan dirinya mendapatkan suatu peran yang penting dan mendidik.

Di film Sang Pemimpi Rendy tak ragu memperlihatkan bakat menyanyi dengan membawakan lagu yang diciptakannya bersama Nugie. Dalam lagu berjudul Zakiah Nurmala ini, bercerita bagaimana Arai mencintai gadis impiannya yang bernama sama dengan judul lagu tersebut, Zakiah Nurmala.


BIODATA

Nama Lengkap : Rendy Ahmad Syaifullah
Nama Panggilan : Rendy
TTL : Belitung, 24 Desember 1992
Hobi : Bermusik
Band favorit : The Hiatus

Pendidikan : SMA Nasional Manggar


And It’s time to review! ^__^
Sebenarnya udah dari kemarin mau posting reviewnya, tapi agak-agak ngerasa ga fair kalo saya lempar reviewnya sementara orang kebanyakan belum bisa nonton.. [teteep..songong]. ups.. bohong ding.. sebenarnya saya masih bingung bagaimana menceritakan semua sensasi tiap plotnya, karena postingan ini pasti akan panjang sekali! Akhirnya dengan berat hati akan banyak bagian yang ga terceritakan di sini [ya iyalaaah,,,,masa mau tulis ulang novel/scriptnya sih?? ]

Film ini, meski bertolak dari sudut pandang Ikal, tapi tetap menceritakan Arai sang bintang [dari novelnya pun kita semua udah tauuuuu, kaleeee...]. Cerita dibuka oleh kekesalan Ikal yang menceritakan betapa penderitaannya selama ini yang berujung menjadi pegawai kecil kantor pos [yang jelas-jelas pekerjaan yang tidak disenanginya karena ia sendiri tak pernah percaya dengan tukang pos!] adalah ulah Arai, Sang Pemimpi!

Cerita pun beralur mundur, kembali ke tahun 1980-an, ketika Ikal masih di bangku SD. Mengisahkan pertemuannya dengan Arai yang masih keponakan ayahnya, dijemput untuk tinggal bersama keluarga mereka karena Arai kini yatim piatu. Sebatang kara. Arai punya segudang kejutan! Cara berpikirnya yang out-of-box membuat Ikal terpesona dan betah berada di sampingnya. Persahabatan mereka pun ditambah dengan kehadiran seorang Jimbron, yatim piatu asuhan Pendeta yang setia mengantarnya pergi mengaji ke mushala; kegiatan yang malah sering dibolosi Ikal, atas hasutan Arai tentunya! =_=’




Kenakalan demi kenakalan khas Arai [karena memang hanya dia otak segala keusilan itu,,wkwkwk] mengantar persahabatan mereka hingga remaja. Dan inti cerita Film ini memang bersetting tahun 1985, yaitu masa- masa remaja mereka sebagai siswa SMA Negeri Manggar yang ‘merantau’ dari desa, bekerja serabutan membanting tulang untuk membiayai hidup, sekolah dan menabung untuk mewujudkan impian mereka berkeliling dunia. Mimpi menjelajahi Eropa ini pun [lagi-lagi! ] atas prakarsa Arai, yang terprovokasi oleh semangat Pak Balia (Nugie), Guru favorit nan inspiratif. Untuk itu,hampir semua pekerjaan sempat dilakoni tiga sahabat ini. Bekerja di warkop, buruh angkut di pelabuhan, kuli tambang, pengangkut ikan dsb..


di tengah keributan yang dibuatnya saat upacara, Arai masih sempat lempar senyum manis buat pujaan hati.

[ouwhhh... come on dinaaaa....tadi katanya ga mau nulis noveeell..]

Ehm,, Baiklah..
Film ini cukup komplit untuk memenuhi segala unsur yang diinginkan orang dalam sebuah film pada umumnya. Ada romantisme pemuda melayu ala `80an, humor, melankolis, optimisme, keteguhan seorang Ayah, dan yang pasti; mengajak penontonnya untuk bermimpi!
Bagian melankolisnya berhasil membuat saya berurai air mata tiga kali!

Yang pertama saat ikal dan arai menyerahkan tabungan hasil kerja serabutannya kepada ibunya, karena ayah mereka terkena PHK oleh PN Timah. Lalu ketika sang ayah terpaksa duduk di deretan belakang ketika mengambil rapor ikal, padahal biasanya di deretan depan. Seperti dihantam palu raksasa rasanya, plus tempelengan algojo almamater smackdown!! Terakhir ketika ikal dan arai berpamitan pada kedua orang tua dan gurunya di pelabuhan, untuk berangkat ke jakarta! Berangkat membawa harapan jimbron yang mengalah demi sahabat-sahabatnya. :’(
Oia, bersetting tanah belitong yang melayu abiss, film ini pun ikut mengangkat seni budaya lokal. Melalui Bang Zaitun (Jay Widjajanto), pemusik melayu yang nyentrik bin flamboyant, saya pun makin cinta dengan musik melayu! Sekejap sempat membayangkan bang Charly dalam kostum dan peran yang sama, pasti saya bisa histeris di tempat! Hohoho… Ada bagian lucu bersama bang Zaitun ini, yaitu saat Arai remaja ( Rendy Ahmad ) yang [IMHO cuakeeeeeep bangetttt] ditemani ikal dan Jimbron berguru pada bang Zaitun demi mendapatkan resep jitu menaklukkan gadis idaman hatinya, Zakiah Nurmala. Atas saran bang Zaitun, ia pun berlatih memainkan gitar dengan lagu andalannya [yang juga lagu andalan saya kalo karoke di rumah tante, hihihi] : FATWA PUJANGGA!
Bagian lucu lainnya adalah saat mereka terbengong-bengong nonton pilem syur ala Indonesia `80an, hingga akhirnya dihukum bersihin WC terjalang karena tertangkap basah oleh pak Mustar, kepsek nan galak.
Dan saya yakin ketangguhan dan keseriusan Arai merebut perhatian Zakiah Nurmala akan menjadi bagian terbaik bagi para jomlo.. hahaha.. sebenarnya perempuan dari dulu sampai sekarang memang suka yang konyol2. Romantis!

cerita pun menyatu ke alur awal, kehidupan ikal di jakarta, sendirian, ditinggal Arai. dan ceritanya masih happy ending kok.. yah,, seperti novelnya, mereka bertemu kembali di tempat wawancara tes beasiswa ke Sorbonne!
eng ing eng..

di sinilah Ariel peterpan baru muncul. lama juga penantianku. huhuhu… meski muncul hanya sebentar, Ariel cukup meyakinkan saya bahwa ia akan berhasil membawakan Edensor nantinya. *_*

tapiii…..

kok di infotainment [ga ada yg aneh ya dengan tulisan ini, tidak ada pemenggalan, tanda kutip atau kapital. hohoho...] Ariel bilang akting kali ini hanya sambilan saja, dan tahun depan (2010-red) tidak ada agenda untuk film?? Lalu siapa yang akan memerankan Arai di edensor? ::kecewa::

Mengenai akting para aktor dan aktris, ga usah diragukan lagi. Bahkan para pendatang baru itu mampu membuat saya terpukau, terutama Rendy Ahmad yang memerankan Arai remaja. Aktingnya natural sekali. Ia bahkan bisa memperlihatkan mimik sekecil apapun sebagai Arai. Bravo.
So, ga ada alasan untuk ga nonton film ini. Karena saya pun sedang mencari waktu untuk nonton lagi!
Anyone?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar